Modernisasi Klasik
Dalam bab ini akan
disampaikan lima hasil kajian yang mnggunakan pendekatn teori modernisasi
klasik. Hasil kajian ini berpengaruh terhadap rangkaian agenda dan pertanyaan
penelitian yang dikemudian hari muncul.
McClelland
: Motivasi Berprestasi
Pertnyaan
tunggal yang diajukan oleh McClelland dalam penelitiannya ini berkisar pada
penentuan kelompok masykat mana yang sesungguhnya bertnggung jawab terhadap
proses modernisasi terhadap dunia-dunia ketiga.
McClellan
menjelaskan tujuan bahwa tujuan kegiatan para wisatawan tiesebut tidak hanya
sekedar mencari dan mengumpulkan laba, dengan ini tidak mengurangi arti
pentingnya laba bagi kehidupan dunia usaha. Sekali lagi McClelland menunjukan
kepekaanya untuk mencari alat ukur berskala nasional ini. Pertama, mengumpulkan
literatur populer, selanjutnya mengajukan yang menantang untuk melihat yang
mana kebutuhan berprestasi ini berkaitan dengan konsumsi tenaga listrik.
Terakhir mencari cara untuk menaikan skala kebuuhan berprestasi.
Inkeles
: Manusia Modern
Penelitian
lain dari teori modernisasi klasik yang juga amat populer dapat dijumpai pada
proyek penelitian yang dikerjakan oleh inkeles, yang kemudian melahirkan
berbagai buku dan artikel tentang ide “manusia modern”.
Untuk
menjawabnya maka diperlukan penelitian di berbagai negara. Untuk mendukung program ini, inkeles mewawancarai enam ribu
anak muda yang dipilih dari berbagai kategori.
Menurut
inkeles, manusia modern akan memiliki berbagai karakteristik pokok berikut ini:
-
Terbuka terhadap pengalaman baru
-
Manusia modern akan memiliki sikap untuk
semakin independen terhadap berbagai bentuk otoritas tradisional
-
Manusia modern percaya terhadap ilmu
pengetahuan
-
Manusia modern memiliki orientasi
mobilitas dan ambisi hidup yang tinggi
-
Manusia modern memiliki rencana jangka
panjang
-
Manusia modern aktif terlibat dalam
percaturan politik
Ciri –ciri tersebut oleh inkeles
difokuskan menjadi pertanyaan futuristik, yaitu apa yang membuat manusia modern
merumuskan faktor faktor pokok yang mengakibatkan manusia negara dunia ketiga
mampu menyerap nilai dan pranata sosial modern.
Sarbini
Sumawinata : Lepas Landas Indonesia
Tulisan
Sumawinata lebih diarahkan pada menguji kesiapan objektif untuk menyongsong
masa lepas landas pembangunan ekonominya. Sumawinata memulai pengamatannya
dengan terlebih dahulu secara ringkas mengingatkan tiga syarat ringkas menurut
Roscow harus dipenuhinya jika masyarakat hendak mencapai tahap lepas landas
pembangunan ekonominya.
Sumawinata
menilai bahwa pembangunan pranata sosial dan politik nampaknya tidak diarahkan
kepada pembangunan prakondisi yang menyongsong masa lepas landas. Ia juga tidak
lupa untuk menjelaskan berbagai persoalan ekonomi mikro yang dihadapi dan perlu
mendapat perhatian dari pemerintah Indonesia untuk membentuk tercapainya
tahapan lepas landas.
Robert
N. Bellah : Agama Tokugawa
Penelitian
ini menguji apa sumbangan yang dberikan
oleh agama tokugawa terhadap cepatnya laju pembangunan ekonomi jepang, dan
bagaimana sumbangan itu diwujudkan. Awal gerak gelombang industrialisasi
dijepang pada akhir abad ke-19 tidak dimulai dari langkah kaum industriawan,
pengrajin, atau pedagang melainkan oleh kelas samurai.
Latar
Belakang Teoritis
Tanpa
nilai-nilai budaya ekonomi ini , suatu masyarakat tidak akan mungkin mampu
melakukan liberalisasi dari batasan nilai-nilai tradisional ke nilai-nilai
dinamis rasional. Dengan kata lain agama sebagai sesuatu yang memiliki fungsi
sosial untuk merumuskan seperangkat nilai luhur yng darinya masyarakat
membangun tatanan normalnya.
Agama
Jepang
Dalam
usahanya mengamai agama di Jepang, Bellah membuat dua klasifikasi observasi.
Pertama sekalipun memang terdapat banyak agama di Jepang tidak kemudian berarti
menghalangi untuk senantiasa atau mengkategorikan agama-agama di Jepang
tersebut sebagagai satu entias. Kedua, bahwa agama di Jepang membentuk
nilai-nilai dasar masyarakat Jepang.
Dari hasil observasi didapat hasil, pertama, agama
secara lngsung mempengaruhi etika ekonomi. Kedua, pengaruh agama terhadap
ekonomi terjadi melalui pranata politik. Ketiga, pengaruh agama terjadi melalui
pranata keluarga.
Pengaruh
Agama
Bellah
melihat adanya tiga karakteristik pokok
dari ajaran dan tuntutan persyaratan etika ini. Pertama, ajaran untuk bekerja
secara tekun dan sungguh-sungguh. Kedua, ajaran untuk memiliki sikap pertapa
dan hemat konsumsi barang. Ketiga, sekalipun pencarian keuntungan secara tidak
halal dilarang.
Penjelasan
Pada
dasaranya Lipset menggunakan analisa straikasi untuk menjelaskan keterkaitan antara
pembangunan ekonomi dan demokrasi.
Pertama,
lapisan masyarakat kelas bawah dinegara-negara miskin memiliki pengalaman yang
lebih inferior dibanding lapisan masyarakat yang bersama dinegara maju. Kedua,
pembangunan ekonomi juga mempengaruhi tingkah laku politik kelas menengah.
Struktur lapisan menengah masyarakat dinegara maju telah banyak berubah, dengan
munculnya lapisan kelas menengah yang demikian besar. Ketiga, tingkah laku
politik kelas juga berkaitan dengan kemakmuran negara.
Secara
ringkas, Lipset telah mencoba
mendokumentasikan dan menjelaskan kaitan erat antara pembangunan ekonomi
dan demokrasi.
Teori
Modernisasi Politik
Bagian
ini lebih diarahkan untuk mengetahui sejauh mana teori modernisasi klasik
mempengaruhi tumbuh dan tenggelamya peta pemikiran persoalan pembangunan
dikalangan akademisi dan para praktisi.
Keprihatina
Utama
Lipset
mencoba melihat kemungkinan peran yang dilakukan oleh pembangunan ekonomi
terhadap proses demokratisi dinegara dunia ketiga. Dan Inkeles akibat
modernisasi terhdap sikap dan tngkah laku seseorang
Kerangka Analisa
Negara
dunia Ketiga terlebih dahulu hendaknya mengikuti gaya pembangunan ekonomi barat
sebelum mereka mampu mengikuti gaya pemnbangunan politik demokratis negara
barat.
Metode
Kajian
Dengan pengecualian hasil kajian Bellah dan
Sumawinata, ketiga hasil kajian yang lain cendrung untuk melakukan analisa
abstrak.
Kritik
Terhadap Teori Modernisasi
Gerak
Pembangunan
Pertama,
para akademisi ini menentang asumsi teori evolusi tentang gerak dan arah perkembangan
masyarakat. Kedua, pengkritik juga mengatakan bahwa kecendrungan untuk percaya
pada gerak dan arah pembangunan yang searah ini telah menjadikan teori
modernisasi untuk mengabaikan kemungkinan pencarian dan pengembangan alternatif
pembangunan negara Dunia Ketiga. Ketiga, pengkritik juga mengatakan bahwa para
peneliti teori modernisasi klasik terlalu optimis.
Nilai
Tradisional
Pada
masa-masa gerakan kemerdekaan nasional lahir, misalnya nilai-nilai tradisional
seperti nyanyian dan musik rakyat dan bahasa asli rakyat sering dimanfaatkan
untuk menumbuhkan rasa persatuan nasional. Jika demikian halnya, maka nilai
tradisional tidak pernah mati.
Metode
Kajian
Para
pengkritik beranggapan bahwa peneliti yang menggunakan teori modernisasi klasik
memiliki kecendrungan untuk melakukan analisa yang abstrak, tidak jelas periode sejarah dan wilayah negara mana
yang dimaksud.
Kritik
Ideologis
Menurut
Bodenheimer telah lahir rumusan teori yang salah tentang arah dan watak
perubahan sosial yang inkremental dan terus-menerus serta stabil dan terarah.
Dominasi
Asing
Teori
modernisasi juga menerima kritik tentang keterlupaannya memperhatikan unsur
dominasi asing dalam teorinya. Dengan berdasarkan diri pada kerangka teori yang
telah mengalami perubahan ini, para pemerhati teori modernisasi mulai
merumuskan pernyataan penelitian baru dan mengkajinya dan juga mengkaji ulang
pertanyaan yang telah lama dirumuskan.
0 komentar:
Posting Komentar